Harimau pincang
Duduk di perempatan lampu merah
Matanya masih tajam menusuk pandangan
Mendesah...hempaskan sandal tua
Merubah langit hitam memerah
Menyeringai...Dia takut menjadi awan
Memeluk kodrat alam menunjuk kelam
Harimau pincang
Matanya masih tajam duduk dipinggiran
Mulut menganga menguap menerkam malam
Di sela peluh bercucuran merangkul alam
Menembus debu debu yang hilang
Tergadai dalam lubang pembuangan
Harimau itu pincang
Menyerat badan yang kering kerontang
Selimut rindu engkau abaikan....
Di manakah engkau titipkan....?
Ketika tangisan gelandangan menembus bidang
Melemparkan selusin buku buku berantakan
Harimau itu pincang berjalan
Menelusuri alam pikiran menuju pulang
Di panggulnya bingkai bingkai kenyataan
Antara sisi kanan dan bahu kirinya
Menyenandungkan tentang dirinya yang hilang
Kala matahari menyentuh kaki yang gemetar
Harimau itu....harimau kumbang
Badannya yang kekar adalah ketampanan
Giginya yang tajam menerkam kenyataan
Kukunya yang tajam mencabik cabik warna alam
Mereka berbisik...."dia harimau pincang..."
Harimau itu harimau pincang
Mulutnya menyantap kumbang kelaparan
Semut semut menjadi kuda hitam
Siap di terjang menerjang kehidupan
Kadang mengaum meruntuhkan puing puing
Kadang mengaum mengguncang lawan lawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar