DALIL-DALIL SYAHADATAIN
I. Al-qur’an
Dalil-dalil umum tentang syahadat laa ilaha illallah
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.( Qs: Ali-Imran ayat 18 )
Penjelasan ayat :
{ شهد ا لله انه لااله الا الله} الآية فَإِنَّهُ يُجَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ اللهُ تَعَالَى : عَبْدِي عَهْدٌ اِلَيَ عَهْدًا وَاَنَا أَحَقَّ مَنْ وَفَّى ، أَدْخَلُوْا عَبْدِي اَلْجَنَةَ ،
Muhammad Ali ash-Shabuni menjelaskan dalam kitab Sofwah at-Tafasir bahwa ” Syahidallahu annahu laa ilaha illa ana. Bahwa ayat ini menjelaskan,sesungguhnya orang yang menyatakan ( syahadat tauhid ) maka didatangkan pada hari kiamat.lalu Allah Azza wa jalla berfirman: “ Hamba-Ku telah berjanji kepada-Ku ,dan Aku adalah yang paling berhak menepati janji,masukanlah hamba-Ku ke syurga,”
* Syahadat yang dimaksud dalam ayat diatas menurut ulama tafsir ialah sebuah perjanjian yang sifatnya mengikat antara Allah dan hamba-Nya *
Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku”.( Qs: Al-anbiyaa’ ayat 25 )
Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: “Laa ilaaha illallah” (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri,( Qs : Ash-shaffat ayat 35)
II. Hadits
Dalil-dalil umum tentang syahadat
1) Hadits tentang rukun islam
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَابِ رضي الله عنهما قال: سَمِعْتُ رسولَ ا لله صلى الله عليه وسلم: بُنِيَ ا ْلإِ سْلاَ مُ عَلَى خَمْسٍ شَهَا دَ ةِ اَ نْ لاَ اِ لَهَ اِ لاَّ ا لله وَ اَ نَ مُحَمَّدً ا ا لرَّ سُو لُ ا للهِ وَ اِ قَا مِ ا لصَّلاَ ةِ وَ اِ يْتَاءِ ا لزَّ كَا ةِ وَ حِجِِّ ا لْبَيْتِ وَ صَوْ مِ رَ مَضَا نَ ( رواه البخارى و مسلم)
Dari Abi Abdi ar-Rahman bin Ibnu Umar Ibni Khattab Ra. Berkata : “ Aku telah mendengar bahwa Rasulullah Saw pernah berkata “ (( Islam dibanun di atas lima perkara yaitu mengucapkan syahadat tidak ilah selain Allah dan bahwasanya Muhammad Rasulullah serta mendirikan shalat menunaikan zakat shaum di bulan ramadhan dan menuaniakan haji ke Baitullah.)) “
2) Hadits tentang akhir hayat Abu Thalib Paman Nabi Muhammad Saw
عَنْ إِبْن المسيب عَنْ أَبِيْهِ قَالَ: لَمَّا حَضَرَتْ أَبَا طَالِبِ الْوَفَاةُ, جَاءَهُ رَسُوْلُ اللهِ ص.م, وَعِنْدَهُ عَبْدُالله بنُ أُُمَيَّةَ وَأَبُوْ جَهْلٍ, فَقَالَ لَهُ: يَا عَمِّ ! قُلْ لاَ إله إلاّ الله،كلمة أشهد لك به عند الله )). فَقاَلَ أبو جهل عَبْدُ الله بنُ أُُمَيَّةَ :يَا أَبَا طَالِبٍ؟! أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَلِب؟!فَلَمْ يَزَلْ رسول الله صلى الله عليه وسلم يَعْرِضُهَا عَلَيْهِ وَيُعِيْدُ لَهُ تِلْكَ الْمَقَالَةَ،حَتىَّ قَالَ اَبُوْ طَالِِبٍ آَخَرَ مَا كَلَّمَهُمْ: هُوَ عَلَى مِلِّةِ عَبْدِ الْمُطَالِبِ، وَأَبَى أَنْ يَقُوْلَ: لاإله إلاّ الله. فَقَالَ النَّبِى ص.م: “لأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ مَالَمْ أَنْهَ عَنْكَ” فَأَنْزَلَ الله عَزَ وَجَل{, مَاكَانَ لِلنَّبِى وَالَّذِيْنَ آمَنُوا أنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِين} وَأَنْزَلَ الله فِى اَبِى طَالِب {إنَّكَ لاَ تَهْدِى مَن أحببت وَلَكِن الله يَهْدِى مَن ْيَشَا}
“ Dari Sa’id bin al-Musayyab Ra., dari Ayahnya Ra.,ia berkata tatkala Abu Thalib menjelang ajal: Rasulullah Saw mendatangi Abu Thalib lalu beliau dapati Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Ummayah bin al-Mughirah di sisi Abu Thalib,kemudian Rasulullah Saw.mengatakan,” Wahai Paman! Ucapkanlah Laa Ilaha Illallah,sebuah kalimat yang akan kupersaksikan untukmu di sisi Allah.” Maka Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Ummayah mengatakan,” Hai Abu Thalib! Apakah kamu membenci agama Abdul Muthalib?” kemudian Rasul Saw menyodorkan kembali kalimat syahadat Laa Ilaha Illallah kepada Abu Thalib dengan mengulang-ulangnya sehingga Abu Thalib tetap berpaling dari kalimat tersebut, dan dia ( Muhammad ) kembali kepada Abu Thalib dengan perkataan tadi.sampai Abu Thalib mengatakan sesuatu di akhir kepada mereka” Dia ( Muhammad ) adalah menganut agama Abdul Muthalib ,Lalu Abu Thalib enggan mengucapakan laa ilaha illallah,lalu Rasul Saw mengatakan “ Demi Allah,aku akan memintakan ampun untukmu selama tidak dilarang,maka Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat di dalam surat At-taubah ayat 113 dan surat Al-qoshosh ayat 56 )
3) Hadist tentang di utusnya Duta dakwah Muadz bin Jabal ke Yaman
وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رضي الله عنهما ان رسول الله صلى الله عليه وسلم لما بعث معاذا إلى اليمن قال ” إِنَّكَ تَأتِي قَوْمًا مِنْ اَهْلِ الْكِتَابِ فَلْيَكُنْ أَوَّلُ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ شَهَادَةُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّاللهُ،” وَفِى رِوَايَةٍ إِلَى أَنْ يُوَحَّدُوااللهً – فًإٍنْ هُمْ أَطَاعُوكَ لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ اَنَّ اللهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتِ فِى كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ،فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوكَ لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ اَنَّ اللهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةٍ تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَا عِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَاعِهِمْ …
( H.r Bukhari & Muslim dalam kitab terjemah Fathul Majid Bab: Dakwah kepada Syahadat Laa Ilaha Illallah ) hal.155
Pendapat Imam An-nawawi
: ” فًإٍنْ هُمْ أَطَاعُوكَ لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ اَنَّ اللهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتِ فِى كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ
قَالَ اَ لنَّوَوِي مَامَعْنَاهُ : أَنَّهُ يَدُلُّ عَلَى اَنَّ الْمُطَا لَبَةَ بِالْفَرَائِضِ فِى الدُّنْيَا لاَ تَكُونُ إِلاَّ بَعْدَ ا ْلإِسْلاَمِ
Imam An-Nawawi Rh. Dalam mengomentari hadits muadz bin Jabal di atas mengatakan : ” Hadits ini menunjukkan bahwa menjalankan kewajiban di dunia tidak akan berlaku kecuali setelah Islam”
4) Hadits tentang memerangi manusia untuk mengucapkan kalimat syahadat
اُمِرْتُ أَنْ اُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا : لاَ اِلَهَ اِلاَّ ا للهُ فَإِذَا قَالُوْا هَا عَصَمُوْا دِمَاعَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ اِلاَّ بِحَقِّهَا…
“ Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengatakan kalimat Laa ilaha illallah,maka jika mereka telah mengucapkannya terlindungilah darah mereka dan harta mereka kecuali dengan haknya…”
III. Aqwal ‘ulama ( Perkataan ulama Tauhid ) Tentang syahadat
1) At-Tajus As-Subki dalam kitab Irsyadul Ibadnya mengatakan dalam bab Iman : “ Bahwa tidak dipandang syah amalan anggota tubuh ( berupa shalat, haji, zakat dll ) jika tidak disertai iman dalam hati, dan tidak dipandang sah iman dalam hati jika tidak disertai “ucapan dengan lisan “ dua kalimah syahadat secara nyata . “
2) Dalam Kitab Al-Hushunul Hamidiyah mengatakan : “ Bahwa mengucapkan/ mengikrarkan dua kalimat syahadat”dengan lisan” adalah syarat bagi seseorang untuk diberlakukan hukum – hukum Islam atasnya. “ ( Di Kutip dalam buku Al-Islam Jilid I,Karya Tgk Hasbi Ash-shiddiqy )
3) Imam Muhammad Bin Abdul Wahab Rh; “ Kalimat Laa ilaaha illallah tidak akan bermanfaat bagi orang yang mengucapkan, jika tidak memahami makna kandungan, tuntunannya, dan syarat syahnya. ( Dalam Kitab Fathul Majid )
4) Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Rh. Mengatakan dalam Kitab “ Ad-Durar “
وَ مُجَرَ دُ بِلَفْظِ ا لشَهَا دَ ةِ مِنْ غَيْرِ عِلْمٍ بِمَعْنَا هَا وَ لاَ عَمَلَ بِمَقْتَضَا هَا لاَ يَكُو نُ ا لْمُكَلَفُ مُسْلِمًا.وَ مَنْ شَهِدَ اَ نْ لاَ اِ لَهَ اِ لاَ ا للهُ وَ عَبَدَ غَيْرَ هُ مَعَهُ فَلاَ شَهَا دَ ةَ لَهُ وَ إِ نْ صَلَى وَ زَ كَى وَ صَا مَ وَ آ تىِ بِشَيْئٍ مِنَ اَ عْمَا لِ اْ لاِ سْلاَ مِ
“ Sekedar mengucapkan lafazh syahadat tanpa mengetahui maknanya dan tanpa mengamalkan tuntunannya, maka itu tidak membuat seseorang menjadi muslim, maka siapa yang bersaksi, mengucapkan dua kalimat syahadat Tidak ada Ilah selain Allah yang berhaq disembah, sedang dia masih beribadah kepada selain Allah (melakukakan kesyirikan) maka syahadatnya tidak dianggap meskipun dia shalat, zakat, shaum dan melaksanakan sebagian ajaran Islam.
إِ نَ ا لنَطَقَ بِهَا مِنْ غَيْرِ مَعْرِ فَةِ مَعْنَا هَا وَ لاَ عَمَلَ بِمْقَتَضَا هَا مِنَ َاْ لتَِزَ ا مِ ا لتَوْ حِيْدِ وَ تَرَ كَ ا لشِرْ كِ وَ اْ لكُفْرَ بِا لطَا غُو تِ فَإِ نَ ذَ لِكَ غَيْرُ نَا فِعٍ باِ ْلاِ جْمَاعِ
Sesungguhnya mengucapkan kalimat Laa Ilaha Illallaah tanpa disertai pengetahuan ( ilmu ) akan maknanya dan tidak mengamalkan tuntunannya berupa komitmen dengan tauhid dan meninggalkan syirik serta mengkufuri thagut maka sesungguhnya pengucapan itu tidak bermanfaat berdasar ijma para Ulama’ “
Dari perkataan ulama dapat diambilhukum bahwa “ Syahadat “ adalah syarat sah diterimnya amal, dan sebagai syarat sah keislaman secara syar’i.
Kewajiban Menegakkan Syahadat dengan mengikrarkan secara zhahir
Perkataan Syaikh Muhammad al-Sanusi,tentang wajibnya ikrar syahadat bagi Muslim Kauni atau Muslim Keturunan
فاَعْلَمْ اَنَّ النَّاسَ عَلَى ضَرْبِيْنَ مُؤْمِنُ وَكاَفِرٌ أَمَّا الْمُؤْمِنُ بِاْلأَصَالَةِ فَيَجِيْبُ عَلَيْهِ اَنْ يُذْكَرَهَا فِى الْعُمُرِ مَرَّةً وَاحِدَةً يُنْوِى فِى تِلْكَ الْمَرَةِ بُذْكَرَهَا الْوُجُبُ وَ إِنْ تَرَكَ ذَلِكَ فَهُوَ عَاصٍ.
“ Ketahuilah,bahwa manusia terbagi menjadi 2 golongan mu’min dan Kafir,adapun mu’min ( yang berstatus keturunan ), maka wajib mengucapkan dua kalimat syahadat sekali seumur hidupnya yang diniatkan untuk menjalankan kewajiban syariat lainnya,dan jika ia menolak ( enggan bersyahadat ), maka dia telah bermaksiat. [Dikutip dalam buku menegakkan syariat syahadat,penulis oleh Umar Zia ul Haq,dalam kata pengantar]
* Menurut Syaikh Muhammad Abdul Wahab Rh.bahwa keislaman terbagi menjadi dua yaitu : islam kauni dan islam syar’I, adapun islam kauni islam yang berdiri atas dasar pijakan lingkungan dan keadaan dari orang tua,sebagaimana islamnya alam dan makhluk hidup yang lainnya secara fitrah penciptaan,sedangkan islam syar’I ialah keislaman yang berpijak atas dasar tuntunan syariat yang berdasar petunjuk ajaran Al-qur’an *
Ø Pendapat Ibnu Taimiyah Rh.
قال شيخ الإسلام إبن تيمية : وَقَدْ عُلِمَ بِاْلاِضْطِرَارِ مِنْ دِيْنِ الرَّسُولِ صلى الله عليه وسلم وَاِتَِّفَقَتْ عَلَيْهِ اْلأُمّةُ أَنَّ أَصْلَ اْلإِسْلاَمِ وَأَوَّلَ مَا يُؤْمَرُ بِهِ الْخَلْقَ : شَهَادَةُ أَنَ لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله فَبِذَلِكَ يَصِيْرُ الْكَافِرُ مُسْلِمًا وَالْعَدُوُّ وَلِيًا وَالْمُبَاحُ دَمَهُ وَمَالَهُ : مَعْصُومُ الدَّمَ وَالْمَالَ ثُمَّ إِنْ كَانَ ذَلِكَ مِنْ قَلْبِهِ فَقَدْ دَخَلَ فِى اْلإِيْمَانِ وَإِنْ قَالَهُ بِلِّسَانِهِ دُوْنَ قَلْبِهِ فَهُوَ فِى ظَاهِرٍ اْلإِسْلاَمِ دُوْن بَاطِنٍ اْلإِيْمَانِ قَالَ : وَأَمَّا إِذَا لَمْ يَتَكلّمُ بِهَا مَعَ الْقُدْرَةِ فَهُوَ كَافِرٌُ بِاتِّفَاقِ الْمُسْلِمِيْنَ بَاطِنًا وَظَاهِرًا عِنْدَ سَلَفِ اْلأُمَّةِ وَأَئَمِّتِهَا وَجَمَاهِيْرِ الْعُلَمَاءِ
Telah diketahui dengan pasti dari dinurrosul dan sepakat seluruh ummat (shahabat ) bahwa dasar islam dan yang pperintah pertama kepada manusia adalah syahadat شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله karenanya dengan syahadat yang kafir jadi muslim, musuh jadi pelindung, orang yang halal darah dan hartanya menjadi terlindungi darah dan hartanya. Kemudian jika hal itu keluar dari hatinya, maka ia sungguuh telah beriman.jika mengucapkannya dengan lisan tanpa hati,maka ia menampakan keislaman tanpa ada iman dalam hati ( ia Munafiq), Dia berkata ( Ibnu Taimiyah ),” dan jika tidak mengucapkannya padahal ia mampu, maka ia adalah kafir lahir bathin menurut kesepakatn kaum muslimin, pendahulu umat, imam mereka dan meyorita ( Lihat Fathul majid hal 78 ).
IV. Istinbath Hukum
Pengambilan Hukum Tentang syariat syahadat
Dalam Qaidah Ushul Fiqih ada ketetapan hukum terhadap dalil naqli ( nash al-qur’an dan hadits ) dikatakan oleh ulama ushuliyin : “ Bahwa wajib mengamalkan nash ayat Qur’an dan hadits Nabi berdasarkan keumuman & kemuthlaqannya selama tidak ada dalil yang mengkhususkan dan mengikatnya,wajib mengamalkan nash ayat dan hadits sesuai dengan yang ditunjukkannya selama tidak ada dalil yang menyelisihinya.,jika terdapat dalil umum yang muncul karena sebab khusus,maka yang disepakati ulama ushul ialah wajib mendahulukan keumumannya.sebagaimana Qaidah ushul yang berbunyi :
اَلْعِبْرَةُ بِعُمُومِ الَّفْظِ لاَ بِخُصُوصِ السَّبَابِ
“ Hukum yang diambil dalam Qur’an adalah berdasarkan keumuman lafazh bukan kekhususan sebab.
Sedangkan dalam istilah ushul penyebutan tentang lafazh umum disebut ‘Am.adapun maknanya menurut ushul fiqih ialah
الَلفْظُ اَلْمُسْتَغْرِقُ لِجَمِيْعِ أَفِرَادِهِ بِلاَ حَصْرٍ
“Lafal yang mencakup semua jenis ( seluruh makhluk ) tanpa ada batasan yang mengikat”
V. Hakikat Syahadat Secara Syar’i
A. Pengertian Syahadat
شهد- يشهد – شها د ة – مشا هد ة ج شهود
Makna Syahadat yang dimaklumi oleh ulama Tauhid ialah bermakna : Persumpahan atau Persaksian ( Bersumpah atau bersaksi )
الشهادة : الإقرار و البيان
Pengakuan & Penjelasan
( Muhammad Ali as-Shabuni,Shofwatu at-Tafasir.Hal.173,)
Makna Syahadat secara syar’i
· Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz mengatakan makna Syahadat
لا اله ا لاا لله
SYAHADAT ialah : Pengakuan, Pembenaran,dan keyakinan bahwa Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah Swt tiada sekutu bagi-Nya. Jadi makna secara menyeluruh ialah “ Keyakinan dan Pengakuan bahwa tidak ada yang berhak diabdi kecuali Allah lalu berkomitmen dengannya dan mengamalkan tuntunannya dan tidak mempersekutukan-Nya.i nilah Hakikat Laa ilaha Illallah.
شَهَا دَ ةُ اَ نْ لاَ اِ لَهَ اِ لاَّ ا للهُ اَ عْتَقِدُ اَ نَّ ا للهَ وَا حِدٌ لاَ شَرِ يْكَ لَهُ فِى عِبَا دَ تِهِ وَ لاَ فىِ مُلْكِهِ
“Syahadat Dengan mengucapkan Laa ilaha Illallah ialah mengakui bahwa Alloh adalah esa & tidak ada sekutu bagi-Nya dalam ibadah & pemerintahan-NYA “.
Kandungan makna syahadat menurut penjelasan di atas.b ahwa nilai dasar SYAHADAT yang syar’i ialah yang menuntut pembersihan aqidah dari syirik Uluhiyah dan syirik Mulkiyah. jika tidak terpenuhi dua aspek ini atau salah satunya saja, maka dianggap masih berstatus MUSYRIK, Sebaliknya seorang dikatakan MUWAHID jika mentauhidkan Allah pada aspek Uluhiyah dan aspek Mulkiyah.
VI. Rumusan syahadat menurut para ‘Ulama Tauhid
Sesungguhnya mengucapkan kalimat Laa Ilaha Illallaah tanpa disertai pengetahuan ( ilmu ) akan maknanya dan tidak mengamalkan tuntunannya berupa komitmen dengan tauhid dan meninggalkan syirik serta mengkufuri thagut maka sesungguhnya pengucapan itu tidak bermanfaat berdasar ijma para Ulama’ “
Syahadat yang dituntut menurut syar’I ialah syahadat tidak sekedar syahadat untuk ritual ibadah yang dilakukan umumnya kaum awwam .seperti : ritual sholat, ritual kendurian, ritual nikah, dll. Ritual amalan syahadat tersebut tidak membawa manfaat terhadap amal dan keislaman, sungguhpun dengan lafazh yang sama dan untuk perkara yang baik, namun para memberikan penegasan tentang nilai syahadat yang syar’I wajib dilandasi pemahaman yang benar serta tuntunan yang benar.
Berikut tuntunan syahadat secara syar’i
Kenapa
bersyahadat sebagai rukun islam pertama....?
•
Syahadat merupakan
prasyarat ditrimanya se luruh ibadah . Tanpa syahadat seluruh kegiat an agama ,baik salat,puasa ,zakat dan haji
tdk bernilai apa apa .
•
Syahadat adalah sebuah
persaksian,komitmen ,bai’at,dan janji setia.
•
Dgn bersyahadat berarti
seseorang telah mengi kat janji dg Allah ,bersumpah utk bertuhan ke pada Allah semata . Tdk ada tuhan kecuali
Allah .
Maka berarti sebelum seseorang terikat dg janjiMacam 2 ,terlebih dahulu ia sudah diikat
oleh janji setia ini. Syahadat inilah yg awal dan yg terakhir .
QS, Al Hajj : 78 . “ Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian
muslimin dari dulu .Dan (begitu pula) dlm (Al Qur’an ) ini supaya rasul itu
men jadi saksi atas dirimu dan supaya
kamu menjadi saksi atas segenap manusia .
Orang Amerika sbelum menjadi Amerika adal ah hamba Allah .
Mereka adalah hamba Allah dari Allah kembali kpd Allah .
Orang Arab sbelum menjadi Arab adalah seorang hamba Allah,Karenanya
merka harus muslim sbelum menja di bangsa Arab atau bangsa Amerika . Arab bi sa
hancur ,Amerika bisa binasa,tetapi Allah te tap kekal se lama2 nya dan semua
mahluk akan kembali kpd Allah swt .
Karenanya Syahadat adalah komitmen kita yg Pertama dan yg paling utama ,Perjanjian
kpd Allah harus dinomor satukan,se bab tdk ada yg lebih penting dlm hidup ini
sela in Allah. Allahlah penetu segala 2 nya,tempat semua mahluk bergantung .Krn
itu pula semua janji lain apapun bentuk nya dan kpd siapa pun juga,harus
diklarifikasi . Kita tdk boleh membuat kontrak janji kpd siapapun juga
selainbersesuaian dg kontrak ja nji kita kpd Allah .
boleh saja kita mengikat janji suami atau istri,akan tetapi
janji ini sifatnya tetap relatip alias harus bersyarat. Sebagai seorang muslim
yg sudah mengikat janji dg Allah,maka janji kpd selainnya harus seizin Allah, Utk mengetahui izin Allah
itu mudah ,tinggal membuka Al Qur’an dan
sunnah.jika tdk ada larangan berarti diperbolehkan Yang kedua,komitmen itu
harus bertujuan men cari ridho Allah,ikhlas lillahi ta’ala Jika demikian maka
pernikahan antara dua in san ini akan menambah kekuatan islam .
Tapi jika
pernikahan itu dimaksudkan sekedar me menuhi kebutuhan biologis semata .maka
Allah akan mengutuknya. Apalagi dlm pelaksa naanya tdk mengindahan nilai2 islam
Demikian juga dlm komitmen perdagangan ,ja ngan sampai kita melakukan janji
atau kontrak dagang yg menyalahi kontrak janji kita kpd Allah.
caranya mudah,kita cek apakah ada pasal2 tertentu yg
menyalahi syariat ...?
Jika sudah benar ,silahkan lanjutkan . Jika ada yg melenceng harus distop walaupun menjan
jikan keuntungan yg besar dalam dunia politik juga demikian,kita bebas ber
kualisi atau mengadakan aliansi dg
pihak2 ter tentu ,asal tetap dlm aturan main yg telah digariskan Allah tujuan
akhir dari langkah 2 politisnya juga utk
mencari ridha Allah . QS, Al Maidah : 2 .
Syahadat
itulah yg awal dan yg terakhir.
“Dan bertolong2an lah kalian dlm kebajikan dan taqwa dan jangan kamu tolong menolong dlm
dosa dan pelanggaran.dan bertaqwalah kamu kpd Allah .sesungguhnya Allah amat
berat siksanya “ .
Berkumpul dan berserikat tdk dilarang ,Allah me mbebaskan kita berhimpun dlm suatu
organi sasi apapun namanya . Hanya saja
bentuk per himpunan apapun yg kita
lakukan selain kpd Allah ,maka harus disertai syarat . Syarat itu jauhi thogut
.
“Dan sungguh kami telah mengutus pada stiap umat rasul
agar(mereka menyeru ) mengabdilah kpd Allah dan jauhilah thaghut . QS.An Nisa:
36 .
Dgn Syahadat sebenarnya kita tdk lagi punya hak apa2 atas
diri kita sendiri . Semuanya telah dijual kpd Allah sebab itu jika mau
mengadakan ikatan apapun bentuknya,dg pihak manapun juga,jangan sampai
mengganggu atau mengurangi komitmen kpd islam .
Bukankah janji seorang muslim sudah begitu jelas dan begitu
sering kita ulang .....?
“ Katakanlah ,sesungguhnya salatku ibadahku hidup dan matiku
hanyalah utk Allah, Tuhan semesta alam . QS .Al An’am : 162 .
Janji ini bukan main2,dihadapan Allah kita telah teken
kontrak dg nilai sangat besar bahwa sesungguhnya hidupdan mati kita serah kan sepenuhnya kpd Allah .
Kita hidup utk Allah dan mati juga utk Allah . Jika dlm
hidup ini kita diperintah beribadah kpd Allah ,harus dilaksanakan secara
konsisten .
Perbaharui komitmen Syahadat
Al Quran mengulang istilah “Baiat “
beberapa kali dan dlm Hadis ditemukan puluhan kata yg menyebut secara jelas dan
rinci mengenai Baiat ini,baik menyangkut sejarah maupun muamalah.
secara realita praktek baiat terdapat
di mana2, sarjana kedokteran berbaiat terlebih dahulu sebelum memulai
melaksanakan tugasnya ,PNS berbaiat dg sumpah jabtannya dan ABRI berbaiat dg
sapta marganya,seorang suami berbaiat dengan akad istrinya dg nikah dan ijab
qabulnya.
Baiat
{janji setia } kpd Allah adalah harga mati yg tdk bisa di tawar2 lagi
•
Bagaimana
caranya.....?
•
Sangat
mudah hanya mengucapkan dua kalimat syahadat dg penuh kesadaran dan keyakinan
yg dalam .
Seorang muslim yg belum berbaiat kpd
Allah maka belum layak disebut seorang
mukmin
Sebagai seorang mukmin kita telah
berbaiat kpd Allah .
•
Kita
menjual diri dan seluruh yg kita miliki kpd Allah ,QS At Taubah : 111 . “
Sesungguhnya Allah membeli orang2 mukmin diri dan harta dg {harga} surga .
•
Baiat
kpd Allah adalah harga mati tdk bisa di tawar2 lagi . Ini artinya ,orang yg blm
berbaiat blm layak disebut mukmin .
•
Bagaimana
berbaiat kpd Allah ?
•
Sangat
mudah ,cukup mengucapkan kalimat syahadat dg sungguh2 disertai kesadaran penuh
Syahadataian
itulah kalimat Baiat seorang mukmin kpd Allah .
Mudah diucapkan dan dinyatakan tp
berat diamalkan dlm wujud kenyataan . Itulah sebabnya janji setia ini tdk cukup
diucapkan sekali . Kalimat ini harus di ulang2 bahkan dijadikan wirid se
hari2,termasuk dlm shalat yg tdk mungkin meninggalkannya pada setiap tahyat .
Pengulangan itu juga dimaksud sbagai pengingat
karena manusia seringkali lalai terhadap sumpah dan baiatnya sendiri .
Bukankah seringkali klmt ini diucapkan
tanpa kesadaran dan penghayatan yg ber arti sebenarnya syahadat di dunia ini
hanyalah pengulangan dari syahadat yg pernah diucapkan manusia disaat mereka
masih berwujud Ruh tanpa jasad.
Ketika
itu Allah mengumpulkan seluruh ruh manusia tanpa kecuali .dan semuanya
ngucapkan syahadat,kejadian ini diabadikan Allahdlm firman Nya . QS Al Araf ;
172 .
‘’dan
ingatlah ketika tuhan mu mengeluarkan keturunan anak2 adam dari sulbinya mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka.
{seraya berfirman } “ Bukankah aku ini
tuhanMu, mereka menjawab “ betul {engkau Tuhan kami menjadi
saksi ,kami lakukan yg demikian ini agar di hari kiamat kamu tdk mengatakan
sesungguhnya kami {bani Adam }adalah orang orang yg lengah terhadap ini
{keesaan Tuhan }.QS Al Araf:172.
Dalam wujud nya sebagai Ruh itu,belum ada
kinginan apa2 pada diri manusia kecuali beribadah, akan tetapi setelah ruh itu
dibungkus jasad dia tidak murni lagi, sudah tercampur dengan unsur-unsur lain
berupa nafsu maka interest manusia banyak keinginan justru bertentangan dengan
kehendak ruh, penghianatan-penghianatan pun terjadi.
Baiat
kpd Allah berupa kesaksian itu dilanggar semakain tambah umur semakin sering
hal itu terjadi ,itulah sebabnya Rasulullah berwasiat agar kita memperbaharui
syahadat utk menggugah kesadaran dan menyegarkan tekad serta meluruskan niat
.Nabi bersabda “ perbaharuilah syahadat mu dg {mengucapkan} asyhadu anlaa ilaha
ilallah wa asyhadu anna
Muhamadarasulullah.
“Perbaharuilah iman kita “
Nabi
bersabda : perbaharuilah iman kamu ?
dengan menyebut tiada Tuhan melainkan Allah .
Hidup
manusia melalui lima tahapan .
A. Tahapan ke satu di alam ruh, apa yg terjadi
di alam ruh....? Jawabannya,manusia
telah bersa
dah ,berbaiat , berjanji kpd Allah QS.Al Araf : 172 . “ artinya ,
bukankah aku tuhanmu ?
Mereka menjawab ya kami bersaksi Allah
adalah Tuhan kami.
B. Tahapan kedua dialam kandungan, manusia ketika berumur 120 hari/4bulan ditiupkan Ruh
QS Al Mukminun ayat :12-14 .
C. Alam
ke tiga kehidupan didunia Diinformasikan ada agama yg terbaik agar sesuai dg
tujuan diciptakan nya
•
QS Al Maidah : 3
•
QS Al
Imran 4
•
QS Ibrahim
: 24
•
QS Al
An’Am: 162
•
QS Al
Maidah : 3
•
QS Al
Anfal :27
Mengapa
harus bersyahadah di alam dunia ini....? Jadi kita beribadah didunia ini sebenarnya
untuk membayar janji kita ketika di alam Ruh .
• Kita bersyahadah sebenarnya hanya
pengulan gan saja apa yg telah diucapkan di alam Ruh
dahulu .
•
Di alam
dunia kita ulang2 komitmen kita kpd Allah terutama di dlm salat , komitmen apa
?
•
Komitmen bersyahadah
dan janji setia QS Al An ‘Am : 162 . (Dikutip dari majalah Hidayatullah, Edisi 09/TH VIII/Jan 1996/Sya'ban 1416)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar