WELCOME


WELCOME TO MY BLOG KAWASAN ANAK RANTAU BENGKULU ASLI (ARABEAS)ARABEAS.BLOGSPOT.CO.ID &(ADIZAHARA.COM CINTA YANG INDAH ADALAH CINTA YANG MENGUTAMAKAN KESADARAN UNTUK SALING MENJAGA SATU SAMA LAIN

ARABEAS.BLOGSPOT.CO.ID

Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by arabeas.blogspot.co.id

THAKS ALL



JANGAN LUPA FOLLOW MY BLOG ADIZAHARA.COM UNTUK SELALU MENDAPATKAN UPDATE TIPS DAN TRIK TERBARUTERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DI BLOG INI

Senin, 14 Desember 2015

DINASTI FATIMIYAH (3)

Shirkuh dan Shalahuddin Menguasai Mesir
Pasukan Amalric kemudian menyeberangi Sungai Nil untuk menghadapi pasukan Shirkuh. Saat Amalric dan pasukannya mulai menyeberang, Shirkuh membawa pasukannya dengan cepat ke Selatan, menyusuri Sungai Nil. Amalric dan pasukannya segera mengejar mereka. Setelah berada cukup jauh dari Kairo, Shirkuh menghentikan pasukannya dan mengatur strategi untuk berperang melawan pasukan musuh. Kedua pasukan kemudian berhadapan-hadapan, pasukan Shirkuh di Selatan dan pasukan lawan di Utara.

Shirkuh membagi pasukannya menjadi tiga bagian: satu di bagian tengah dan dua di sayap kiri dan kanan. Bagian tengah pasukan dipimpin oleh Shalahuddin. Ketika pertempuran dimulai, Shalahuddin dan pasukan di bagian tengah berpura-pura terdesak dan melarikan diri ke Selatan. Pasukan musuh mengejar mereka dengan penuh semangat. Namun tanpa mereka sadari, pasukan Shirkuh yang berada di sayap kiri dan kanan bergerak memutari mereka dan tiba-tiba sudah berada di bagian utara.

Dengan memancing musuh jauh ke Selatan Kairo, Shirkuh hendak menjauhkan musuh dari basis kekuatan mereka di Kairo. Kini, dengan memutari musuh dan memosisikan diri di sebelah Utara musuh, Shirkuh membuat mereka sulit untuk melarikan diri ke Kairo.

Pada pertempuran itu, pasukan Shirkuh dapat mengalahkan pasukan musuh. Banyak tentara Kristen Yerusalem yang terbunuh dalam pertempuran itu. Walaupun begitu, Amalric dan beberapa tentaranya dapat meloloskan diri dan kembali ke Kairo. Mereka segera mempersiapkan pasukan yang baru untuk mengejar pasukan Shirkuh di selatan. Tapi sebelum mereka sempat berangkat, mereka mendapat kabar yang mengejutkan: Shirkuh dan pasukannya telah berada di ujung Utara Mesir dan telah menaklukkan kota Aleksandria di tepi Laut Tengah.

Mereka tidak menyangka Shirkuh dapat menggerakkan pasukannya secepat itu ke Utara. Kini mereka terpaksa mengikuti rentak yang dimainkan oleh Shirkuh. Pasukan Yerusalem dan Mesir kini bergerak ke Utara dan mengepung kota Aleksandria dari darat dan dari laut. Shirkuh dan pasukannya bertahan di kota itu selama sebulan. Lama kelamaan Shirkuh dan pasukannya mulai mengalami kesulitan. Bahan pangan semakin menipis. Mereka terkepung dan terputus hubungan dari Suriah. Jika terus dalam posisi seperti itu, mereka tentu akan kalah.

Nuruddin Zanki mengetahui keadaan genting sedang dihadapi oleh Shirkuh dan pasukannya di Aleksandria, tetapi ia tak bisa mengirimkan pasukan bantuan ke Mesir karena lokasi yang terlalu jauh. Namun Nuruddin melakukan sesuatu yang sangat mengganggu perhatian Amalric. Ia mengerahkan pasukannya menyerang daerah sekitar Yerusalem. Sementara itu, pada saat yang sama Shirkuh menugaskan Shalahuddin untuk memimpin pasukan utama bertahan di Aleksandria. Ia sendiri menerobos kepungan musuh bersama beberapa ratus tentaranya. Mereka bergerak ke daerah sekitar Kairo, membujuk para petani di sekitar kota itu untuk melakukan perlawanan terhadap rezim Shawar yang telah menimbulkan banyak kesusahan bagi mereka.

Dengan strategi tersebut, posisi pasukan Shirkuh yang tadinya dalam keadaan terdesak di satu front kini berkembang menjadi tiga front pertempuran: Alexandria, Yerusalem, dan Kairo. Pertempuran yang diharapkan akan berakhir singkat oleh pihak Amalric dan Shawar kini berubah menjadi pertempuran yang mungkin akan berlangsung lama. Shirkuh mengirimkan surat dan memberi pesan yang jelas kepada Amalric: pertempuran itu hanya memberikan keuntungan bagi Shawar dan tidak memberi keuntungan bagi mereka berdua. Amalric yang berkali-kali dibuat pening oleh rentak strategi Shirkuh yang sangat sukar ditebak terpaksa menyetujui usulan yang diberikan oleh Shirkuh. Kedua belah pihak melakukan gencatan senjata dan kembali ke negeri mereka masing-masing.

Pada pertempuran babak kedua ini, Shirkuh masih belum berhasil dalam misinya. Pertempuran itu, terutama pengepungan di Aleksandria, juga menyebabkan Shalahuddin merasa trauma. Pengaruh Yerusalem di Mesir menjadi semakin kuat. Upeti yang harus dibayarkan oleh Mesir kepada Yerusalem semakin besar setelah peristiwa itu. Bagaimanapun, Nuruddin Zanki dan Shirkuh berhasil menarik simpati masyarakat Mesir. Penduduk Mesir tidak menyukai kerja sama Mesir dengan Yerusalem. Upeti yang harus dibayarkan oleh Mesir sangat membebani mereka. Khalifah Fatimiyah yang masih berusia muda juga sangat tidak menyukai kebijakan Shawar yang merugikan kerajaannya itu.

Tidak ada komentar: