Nuruddin Zanki, Harapan Terakhir
Kini
harapan khalifah Fatimiyah dan masyarakat Mesir terpusat pada Nuruddin
Zanki. Mereka merasa hanya Nuruddin yang bisa diharapkan untuk
membebaskan mereka dari ancaman Yerusalem. Maka Khalifah Fatimiyah mulai
mengirimkan surat secara teratur kepada Nuruddin Zanki, memintanya
untuk mengirim pasukan lagi ke Mesir. Tapi
Nuruddin tidak ingin bertindak gegabah. Ia sudah mengirim Shirkuh dan
pasukannya dua kali, tapi negeri itu tidak mudah ditaklukkan, terlebih
dengan adanya campur tangan Yerusalem. Nuruddin tidak menanggapi
permintaan itu dan memutuskan untuk mengamati keadaan.
Sikap
Nuruddin yang memilih untuk bersabar sangat tepat, karena Almaric
kemudian melakukan kesalahan fatal. Pada bulan Oktober 1168 banyak
peziarah yang datang dari Eropa ke Yerusalem. Adanya tenaga baru ini
membuat Amalric tergoda untuk segera menyerang dan menguasai Mesir. Ia
pun mengerahkan pasukannya masuk ke Mesir. Kota pertama yang mereka
kuasai adalah kota Bilbays. Namun di kota ini para peziarah Eropa yang
menyertai pasukan itu melakukan tindakan yang kejam. Mereka membantai
penduduk kota itu, termasuk perempuan dan anak-anak, Muslim dan Kristen.
Sikap ini jelas sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Shirkuh
dan pasukannya.
Kejadian itu membuat penduduk Kairo
bertekad untuk mempertahankan kota mereka mati-matian. Karena jika kota
itu jatuh ke tangan musuh, tentu nasib mereka akan sama dengan penduduk
Bilbays. Pada saat yang sama, Khalifah Fatimiyah, al-Adid, mengirimkan
sebuah surat kepada Nuruddin Zanki dan mendesaknya untuk menolong Mesir.
Kali ini Nuruddin bertindak cepat. Ia memerintahkan Shrikuh untuk
berangkat lagi ke Mesir. Shirkuh meminta Shalahuddin menyertainya dalam
misi ini yang diikuti dengan perasaan enggan oleh keponakannya itu.
Perjalanan
pasukan Shirkuh yang ketiga kali ke Mesir memberikan kemenangan yang
gemilang. Pasukan Amalric sudah sempat mengepung Kairo, tetapi merasa
frustasi melihat kegigihan masyarakat Kairo bertahan. Amalric merasa
khawatir pasukan Shirkuh sewaktu-waktu akan tiba dari Suriah dan
berperang melawan pasukannya. Ia tentu tak pernah melupakan kegesitan
dan kemahiran Shirkuh dalam mengatur strategi perang. Maka pada awal
Januari 1169, sebelum pasukan Shirkuh tiba di tempat itu, Amalric
menarik pasukannya dari Kairo dan kembali ke Yerusalem.
Dengan
demikian, ketika Shirkuh dan pasukannya tiba di Kairo, musuh telah
meninggalkan kota itu. Khalifah Fatimiyah dan penduduk Mesir menyambut
Shirkuh sebagai pahlawan mereka. Shawar kemudian ditangkap dan dihukum
mati. Shirkuh ditetapkan sebagai wazir Mesir yang baru.
Shirkuh
sendiri ternyata tidak lama memerintah sebagai wazir negeri Mesir. Dua
bulan kemudian ia meninggal dunia. Shalahuddin ditetapkan sebagai wazir
yang baru. Shalahuddin kelak menghapuskan Kekhalifahan Fatimiyah pada
tahun (1171), meneruskan kepemimpinan Nuruddin Zanki (1174), mendirikan
Dinasti Ayyubiyah, dan membebaskan Yerusalem dari tangan orang-orang
Frank (kekuatan salib) (1187).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
NAROTO LINK 2
ANIMASI BLOG
BUKU TAMU ASLI
Get this widget!
PETIR
NEW VISITOR BLOGER
COSOR NEW
CATEGORI BLOGER
CUSOR NAME
VISOTOR
TWITER BLOG
FOLOW APLIKASI
TOP COMEN BLOGER
KONTAK ADMIN
STATISTIK BLOG
STATISIK TOMAT BLOGER
DAFTAR ISI BLOGER
COLOR LINK BLOGER
- See more at: http://blog.ahmadrifai.net/2012/07/cara-membuat-link-warna-warni-rainbowlink.html#sthash.Ay0OWP5e.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar