Sebagai
bekas wilayah kekuasaan Islam, Sicilia merupakan berkah bagi peradaban
Barat. Wilayah otonomi di selatan Italia itu telah menjadi gerbang
transfer ilmu pengetahuan dari dunia Muslim ke Barat. Michelle Amari
merupakan sejarawan yang telah membuktikan bahwa dari Sicilia-lah ilmu
pengetahuan yang dikuasai umat Islam di era keemasan ditransfer ke Barat.
Transfer
ilmu pengetahuan Islam ke dunia Barat mulai dilakukan oleh Frederick II
(1194 M – 1250 M) – penguasa Sicilia. Frederick masih menggunakan
bahasa Arab sebagai bahasa pengantar di kerajaan yang dipimpinnya. Ia
mengumpulkan sarjana Muslim dan Yahudi untuk menerjemahkan buku-buku
berbahasa Arab. Bahkan, dia mengirim Michael Scot ke Cordoba untuk
mencari kitab-kitab yang ditulis Ibnu Sina.
Frederick
adalah raja beragama Kristen. Namun, dia begitu terpengaruh oleh ajaran
dan kebudayaan Islam. Sehingga, Bapak Sejarawan Sains, George Sarton
mengatakan, ”Frederik itu setengah Muslim dengan caranya sendiri.”
Ketika dia berkuasa, University of Naples pada tahun 1224 M –
universitas pertama di Eropa menggunakan sistem pendidikan yang
dikembangkan pergurun tinggi Islam. Dari Sicilia pula sistem fiskal yang
sempat diterapkan penguasa Islam ditransfer ke Inggris.
PARA PENGUASA MUSLIM DI SICILIA
Dinasti Aghlabid (827 M – 909 M)
Selama
82 tahun, Sicila berada dalam kekuasaan Dinasti Aghlabid yang berpusat
di Tunisia. Ketika dikuasai dinasti Muslim itu, populasi penduduk
Sicilia bertambah seiring datangnya imigran Muslim dari Afrika, Asia,
Spanyol dan barbar. Semua penduduk Muslim itu terpusat di kepulauan
selatan.
Dinasti Aqhlabi menempatkan seorang amir sebagai
pejabat gubernur di ibu kota Sicilia, Palermo. Di setiap kota di Sicila
dilengkapi dengan sebuah dewan kota bernama gema. Ketika Islam berkuasa
banyak penduduk Sicilia yang menganut agama Islam, sebagian lainnya
tetap memuk agama Kristen. Pada era dinasti itu, mulai diperkenalkan
land reform atau reformasi agraria. Hal itu dilakukan agar tanah tak
cuma dikuasai orang-orang kaya saja. Irigiasi juga mulai diperkenalkan,
sehingga sektor pertanian berkembang pesat. Pada abad ke-10 M, Sicila
menjadi provinsi di Italia yang paling padat dengan jumlah penduduk
mencapai 300 ribu jiwa.
Dinasti Fatimiyah (909 M – 965 M)
Pada
tahun 909 M, kekuasaan Dinasti Aghlabid dari Afrika di Sicilia diambil
alih Dinasti Fatimiyah. Wilayah itu awalnya menjadi bagian dari provinsi
Fatimiyah yang berpusat di Mesir. Empat tahun berkuasa, gubernur
Fatimiyah diusir dari Palermo. Kepulauan itu lalu mendeklarasikan
kemerdekaannya di bawah kepemimpinan seorang Emir bernama Ahmed ibnu
Kohrob. Sicilia kembali dikuasai Dinasti Fatimiyah pada 917 M. Selama 20
tahun lamanya, Sicilia dipimpin seorang gubernur dari Fatimiyah. Pada
937 M, bangsa barbar mengambil alih Sicilia.
Emirat Sicilia (965 M – 1091 M)
Sejak
tahun 948 M, Khalifah Fatimiyah, Ismail Al-Mansur mengangkat Hassan
Al-Kalbi sebagai emir Sicilia. Secara defakto, Emirat Sicilia terlepas
dari pemerintahan Faimiyah di Mesir. Lalu dia digantikan Emir yang baru
bernama Abu Al-Qasim (964 M – 982 M). pada masa kedua emir itu berkuasa,
Sicilia Muslim bertempur dengan Bizantium. Setelah itu, kekuasaan Islam
meredup seiring perebutan kekuasaan di tubuh umat Islam. Pada 1061 M,
Sicilia lepas dari tangan umat Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar