Abdullah
mempunyai seorang budak. Ada yang memberitahukan kepada Abdullah bahwa
budaknya itu sering menjarah mayat dan memberikan hasil jarahannya
kepada Abdullah.
Informasi ini membuat Abdullah sedih.
Suatu malam ika mengikuti jejak kaki budaknya itu. Ternyata benar si
budak itu berjalan menuju ke sebuah pemakaman dan melihat sebuah liang
kosong. Di sana terdapat sebuah mihrab
di mana budak itu mendirikan shalat. Abdullah menyaksikan semua apa yang
dilakukan budaknya itu dari kejauhan. Ia perlahan mendekat. Ia melihat
budaknya mengenakan pakaian yang terbuat dari karung dan memakai kerah
di lehernya. Sang budak menggosok-gosokkan wajahnya ke tanah, ia
meratap. Melihat hal ini, Abdullah melangkah menjauh, menangis dan duduk
di sebuah sudut pemakaman itu.
Sang
budak itu tetap di sana hingga fajar, kemudia ia keluar dan menutup
liang kuburan itu, lalu menuju ke masjid dan berdoa disana. “Ya Allah,”
pekiknya, “Pagi hari telah tiba, tuan fanaku akan meminta uang padaku.
Engkaulah Yang Maha Kaya, karuniakanlah padaku dari apa yang Engkau
ketahui.”
Tiba-tiba seberkas cahaya bersinar dari langit,
lalu ada uang satu dirham jatuh ke tangan sang budak. Abdullah tidak
sanggup melihatnya lagi, ia bangkit, lalu memeluk kepala sang budak itu
dan menciuminya. Ia berkata, “Semoga seribu orang yang hidup menjadi
tebusan bagi seorang budak seperti ini! Engkaulah tuan, bukan aku.”
“Ya
Allah,” pekik sang budak yang menyadari apa yang telah terjadi, “Kini
selubungku telah terbuka dan rahasiaku telah tersingkap, tak ada lagi
ketenangan yang tersisa bagiku di dunia ini. Aku memohon kepada-Mu
dengan kekuatan dan kemuliaan-Mu, jangan biarkan aku menderita karena
menjadi sebab ketergelinciran. Ambillah jiwaku.”
Kepalanya
masih berada dalam dekapan Abdullah saat ia menghembuskan nafasnya yang
terakhir. Abdullah membaringkannya dan mengafaninya, kemudian
menguburkannya di liang yang sama dan masih mengenakan pakaian karung
yang sama.
Selain dikenal sebagai ulama, dan
waliyullah, Al-Mubarak juga seorang ahli hadits yang terkemuka. Selain
itu, iapun ahli dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, antara lain
sastra dan tata bahasa. Bukan hanya itu. Ia juga dikenal sebagai
saudagar yang dermawan, sering memberi bantuan kepada fakir miskin. Wali
yang alim ini wafat pada 181 H / 797 M di Kota Hit, Irak, sebuah kota
kecil yang indah di tepi sungai Euphrat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar