WELCOME


WELCOME TO MY BLOG KAWASAN ANAK RANTAU BENGKULU ASLI (ARABEAS)ARABEAS.BLOGSPOT.CO.ID &(ADIZAHARA.COM CINTA YANG INDAH ADALAH CINTA YANG MENGUTAMAKAN KESADARAN UNTUK SALING MENJAGA SATU SAMA LAIN

ARABEAS.BLOGSPOT.CO.ID

Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by arabeas.blogspot.co.id

THAKS ALL



JANGAN LUPA FOLLOW MY BLOG ADIZAHARA.COM UNTUK SELALU MENDAPATKAN UPDATE TIPS DAN TRIK TERBARUTERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DI BLOG INI

Senin, 14 Desember 2015

NABI MUHAMMAD صلى الله عليه وسلم : HiStory (14)

Ketika Umar Masuk Islam

Waktu itu Umar bin Khathab adalah pemuda yang gagah perkasa, berusia antara tiga puluh dan  tiga puluh  lima  tahun. Tubuhnya  kuat  dan  tegap,  penuh emosi dan cepat naik darah. Kesenangannya berfoya-foya dan minum-minuman keras. Namun terhadap keluarga ia bijaksana dan lemah-lembut. Dari kalangan Quraisy dialah yang paling keras memusuhi kaum Muslimin.
Tatkala itu Rasulullah sedang berkumpul dengan sahabat-sahabatnya yang tidak ikut hijrah, dalam sebuah rumah di Shafa. Di antara mereka ada Hamzah pamannya, Ali bin Abi Thalib sepupunya, Abu Bakar dan Muslimin yang lain. Pertemuan  mereka  ini  diketahui  Umar. Ia pun pergi ke tempat mereka, hendak membunuh Muhammad. Dengan demikian bebaslah Quraisy, dan mereka kembali bersatu setelah mengalami perpecahan.
Di tengah jalan ia bertemu dengan Nu'aim bin Abdullah. Setelah mengetahui maksudnya, Nu'aim berkata, "Umar, engkau  menipu  diri  sendiri.  Kau kira keluarga  Abdi Manaf akan membiarkanmu merajalela begini sesudah engkau membunuh Muhammad? Tidak, lebih baik kau pulang saja ke rumah dan perbaiki keluargamu sendiri!"
Pada  waktu  itu  Fatimah,  saudaranya,  beserta Sa'id bin Zaid suaminya sudah masuk Islam. Setelah mengetahui hal ini dari Nu'aim, Umar cepat-cepat pulang dan langsung menemui mereka. Di tempat itu ia mendengar ada orang  membaca Al-Qur'an. Setelah  merasa ada orang yang sedang mendekati, orang yang membaca itu sembunyi dan Fatimah menyembunyikan lembaran yang dibawanya.
"Aku mendengar suara bisik-bisik apa itu?" tanya Umar.
Karena mereka tidak mengakui, Umar membentak lagi dengan suara lantang. "Aku sudah mengetahui, kamu menjadi pengikut Muhammad dan menganut agamanya!"  katanya  sambil  menghantam Sa'id keras-keras. Fatimah, yang berusaha hendak  melindungi suaminya, juga mendapat pukulan keras.
Kedua suami isteri itu marah. "Ya,  kami  sudah  Islam.  Sekarang  lakukan apa saja maumu!" teriak mereka.
Namun Umar jadi gelisah sendiri setelah melihat darah di muka saudaranya  itu.   Ketika itu juga lalu timbul rasa iba dalam hatinya. Ia menyesal. Dimintanya kepada  saudaranya supaya lembaran yang mereka baca itu diberikan kepadanya. 
Setelah membacanya, wajah Umar tiba-tiba berubah. Ia merasa menyesal sekali atas  perbuatannya. Bergetar jiwanya setelah membaca isi lembaran itu. Ada sesuatu yang  luar biasa dan agung yang ia rasakan. Ada sebuah seruan yang begitu luhur. Sikapnya jadi lebih bijaksana.


Ia keluar membawa hati yang sudah lembut dan jiwa yang tenang. Ia langsung menuju  ke tempat Rasulullah dan sahabat-sahabatnya berkumpul di Shafa. Ia meminta izin masuk, lalu menyatakan dirinya masuk Islam.
Dengan adanya Umar dan Hamzah dalam barisan Islam, maka kaum Muslimin mendapat benteng dan perisai yang lebih kuat. Dengan Islamnya Umar, kedudukan Quraisy menjadi lemah. Mereka kembali mengadakan pertemuan guna menentukan langkah lebih lanjut.
Pemboikotan

Berimannya Umar telah mendatangkan kelemahan dalam  tubuh  Quraisy, karena ia  masuk agama ini dengan semangat yang sama seperti ketika ia menentangnya dahulu. Umar masuk Islam tidak sembunyi-sembunyi, malah  terang-terangan diumumkan di depan orang banyak dan untuk itu ia bersedia melawan  mereka. 
Ia tidak  mau kaum Muslimin sembunyi-sembunyi dan mengendap-endap di celah-celah pegunungan Makkah, untuk melakukan ibadah jauh dari gangguan Quraisy. Bahkan ia terus melawan Quraisy hingga Muslimin dapat melakukan ibadah dalam Ka'bah.
Quraisy lalu membuat rencana lagi mengatur langkah berikutnya. Setelah sepakat,  mereka membuat perjanjian tertulis dengan persetujuan bersama, mengadakan pemboikotan total terhadap Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib: untuk tidak   saling kawin-mengawinkan, tidak saling berjual-beli apa pun.
Piagam perjanjian ini kemudian digantungkan di dalam Ka'bah sebagai suatu pengukuhan dan registrasi bagi Ka'bah. Menurut perkiraan mereka, politik yang  negatif—dengan membiarkan orang kelaparan dan melakukan pemboikotan—akan memberi hasil yang lebih efektif ketimbang politik kekerasan dan penyiksaan.  Sekalipun kekerasan dan penyiksaan itu tidak mereka hentikan.
Blokade-blokade yang dilakukan Quraisy terhadap kaum Muslimin dan terhadap  Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib sudah berjalan selama dua atau tiga tahun, dengan harapan Rasulullah akan ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri. Dengan demikian ia dan ajarannya tidak lagi berbahaya.
Namun ternyata, Rasulullah sendiri malah makin teguh berpegang pada tuntunan  Allah. Keluarganya dan mereka yang sudah beriman pun makin gigih mempertahankan agama Allah, menyebarkan seruan Islam sampai keluar perbatasan Makkah. Maka tersiarlah dakwah itu ke tengah-tengah masyarakat Arab dan kabilah-kabilah,  sehingga  membuat  agama yang  baru  ini,  yang tadinya hanya terkurung di tengah lingkaran gunung-gunung Makkah, kini gemanya berkumandang ke seluruh jazirah. 

Orang-orang Quraisy semakin tekun memikirkan bagaimana caranya memerangi orang yang  sudah  melanggar  adat kebiasaannya  dan  menista dewa-dewanya itu. Bagaimana caranya menghentikan tersiarnya ajaran Islam di kalangan kabilah-kabilah  Arab.
Rasulullah diancam, keluarga dan kerabatnya juga diancam. Beliau dan ajarannya dihina dan dinista, demikian pula dengan para pengikutnya. Sebagian pengikut yang lain bahkan disiksa dengan cara yang kelewat batas. Rasulullah dan para sahabat diancam dengan perang serta segala akibatnya yang mengerikan. Sungguhpun demikian, Rasulullah tetap tabah. Dengan cara yang amat baik, beliau tetap mengajak orang-orang agar menerima kebenaran.

Tidak ada komentar: